Pengertian Wirausahawan menciptakan sebuah bisnis baru dalam menghadapi risiko dan ketidakpastian untuk tujuan mencapai keuntungan dan pertumbuhan dengan mengidentifikasi peluang signifikan dan sumber daya yang diperlukan.
Kamus Besar Bahasa Indonesi (KBBI) mendefinisikan wirausahawan sebagai "orang yang pandai atau berbakat mengenali produk baru, menyusun cara baru dalam berproduksi, menyusun operasi untuk pengadaan produk baru, mengatur permodalan operasinya, serta memasarkannya.
Sedangkan, Louis Jacques Filion menggambarkan wirausahawan sebagai orang yang imajinatif, yang ditandai dengan kemampuannya dalam menetapkan sasaran serta dapat mencapai sasaran-sasaran itu. Ia juga memiliki kesadaran tinggi untuk menemukan peluang-peluang dan membuat keputusan.
Persamaannya dari pengertian - pengertian tersebut yaitu wirausahawan memiliki dan mampu berpikir kreatif-imajinatif, melihat peluang dan membuat bisnis baru.
Seorang wirausahawan adalah seorang manajer, tetapi melakukan kegiatan tambahan yang tidak dilakukan semua manajer. Manajer bekerja dalam hierarki manajemen yang lebih formal, dengan kewenangan dan tanggung jawab yang didefinisikan secara jelas sedangkan pengusaha menggunakan jaringan daripada dari kewenangan formal.
Entrepreneur diartikan pula sebagai orang yang mampu mengolah sumber daya yang ada menjadi suatu produk yang mempunyai nilai atau mencari keuntungan dari peluang yang belum digarap orang lain. Tokoh entrepreneur Indonesia Dr. Ir. Ciputra mendefinisikan seorang entrepreneur adalah seseorang dengan kecakapan mengubah kotoran dan rongsokan menjadi emas. Menurut beliau orang dengan kecakapan mengubah kotoran dan rongsokan jadi emas tidak harus berada di dunia bisnis saja.
Ciputra mengatakan, seseorang yang memiliki jiwa dan kecakapan entrepreneurship dapat berada di pemerintah, dunia akademik, atau dalam pelayanan sosial. Beliau menambahkan entrepreneur memiliki pola pikir (mindset), jiwa (spirit), dan kecakapan yang sama yaitu mengubah kotoran dan rongsokan menjadi emas, namun yang membedakan adalah tujuan yang ingin dicapai.
Entrepreneur di pemerintahan menurut beliau adalah mantan Gubernur DKI Jakarta Ali Sadikin, yang telah mendukung Ciputra mengembangkan Ancol, dan Lee Kuan Yew yang mengembangkan Singapura. Entrepreneur di pelayanan sosial seperti Muhammad Yunus peraih Nobel dari Bangladesh.
Definisi mengubah kotoran dan rongsokan menjadi emas menurut Ciputra terdapat tiga makna utama. Pertama adalah terjadinya sebuah perubahan kreatif yang berarti dari kotoran dan rongsokan yang tidak berharga dan dibuang orang menjadi sesuatu yang memiliki nilai yang lebih besar. Kedua hasil akhir dari perubahan memiliki nilai komersial, bukan hanya dianggap sebagai karya yang hebat namun juga memiliki nilai pasar yang tinggi. Ketiga untuk mendapatkan emas seorang entrepreneur bisa memulainya dari kotoran dan rongsokan yang tidak bernilai, dengan kata lain dengan modal nol.
Sementara itu, menurut Peggy & Charles (1999), entrepreneur harus memiliki empat unsur pokok :
1. Kemampuan (IQ & Skill)
* membaca peluang;
* berinovasi;
* mengelola;
* menjual.
2. Keberanian (EQ & Mental)
* mengatasi ketakutan;
* mengendalikan resiko;
* keluar dari zona kenyamanan.
3. Keteguhan Hati (Motivasi Diri)
* persistence (ulet), pantang menyerah;
* determinasi (teguh dalam keyakinannya);
* Kekuatan akan pikiran (power of mind) bahwa Anda juga bisa.
4. Kreativitas
* mencari peluang.
Sedangkan menurut Edison, entrepreneur mempunyai tiga pokok utama yang harus dimiliki yakni; kenal diri, percaya diri, serta mampu menjual diri. Menurutnya, entrepreneur adalah suatu kemampuan untuk mengelola sesuatu yang ada pada diri kita untuk dimanfaatkan dan ditingkatkan agar lebih optimal, sehingga dapat meningkatkan taraf hidup kita. (*/ disarikan dari berbagai sumber)
Kemahiran yang dimiliki seorang entreprenuer disebut
entreprenuership. Sejak ditemukannya istilah entreprenuer itu, ramailah
orang yang ingin tahu apa dan bagaimana tentang entrepreneurship.
Berbagai kajian psikologis dan sosiologispun dibentangkan. Berbagai
penelitian mulai diarahkan untuk menemukan rahasia entreprenuership yang
ada di dalam diri seorang entrepreneur. Mengapa seseorang dengan mudah
menemukan usaha baru sementara yang lain hanya puas dengan usaha warisan
nenek moyangnya walaupun sudah hampir bangkrut? Mengapa seseorang tidak
tahan lama bekerja untuk orang, sementara yang lain tahan
bertahun-tahun sampai ubanan menjadi buruh? Diam-diam, sebutan
entrepreneur itu mulai bergengsi, dan bahkan lebih bergengsi dibanding
sebutan manager, investor, lebih-lebih karyawan. Ini bukan berarti
sebutan manager, investor, dan karyawan menjadi hilang. Semua istilah
itu memang berbeda zonanya.
Jangan kacaukan tiga istilah yang banyak kaitannya dengan satu usaha:
owner, manager dan entrepreneur. Ketiganya sering disebut pengusaha
saja. Owner adalah seseorang yang memiliki hak atas aset usaha. Dia
adalah pemilik kapital dan pemilik hak atas semua laba. Kepemilikan itu
lazimnya diperoleh karena ia memang menginvestasikan harta bendanya ke
sana. Manager adalah seseorang yang mahir dalam menjalankan sebuah
usaha. Ia terampil merencanakan dan mengarahkan proses dan sumber daya
sehingga suatu usaha berjalan secara efektif dan efisien.
Entrepreneur adalah seseorang yang melahirkan usaha baru. Dia
bagaikan bidan bagi kelahiran usaha-usaha ekonomi. Bahkan, Meriam
Webster menyebutnya sebagai “economic leader”, karena dia memang berada
di garda terdepan dan terawal bagi satu proses bisnis. Dialah yang
menemukan produk yang tepat dan pasar yang tepat. Dialah yang berperan
membujuk calon-calon investor agar mau merogoh kantongnya untuk
memproduksi dan memasarkan produk itu. Dia yang berperan menemukan calon
manager yang tepat untuk satu usaha baru itu kalau sudah berjalan.
Jadi, entrepreneur berhubungan dengan usaha baru atau pembaruan
usaha. Kata kuncinya adalah “baru”. Entrepreneur melahirkan usaha yang
sama sekali baru, sedangkan manager menjalankan usaha yang telah ada.
Dalam kenyataan, manusia diberi bakat yang berbeda-beda. Ada seseorang
yang sangat berbakat menemukan usaha-usaha baru, mahir membaca pasar,
mahir melahirkan berbagai sistem baru dalam bidang produksi maupun
pemasaran, namun gagal ketika usaha itu dipegangnya untuk dikelola. Ia
adalah seorang entreprenuer yang sukses tetapi manager yang gagal.
Sebaliknya ada orang yang serba bingung dan kikuk ketika diminta
untuk mendirikan satu usaha. Dunia gelap gulita. Selalu berpikri dari
mana saya mulai, apa yang harus saya lakukan. Dia linglung menemukan
sumber daya, ia tidak tajam melihat resiko, bahkan ia kelu dalam
membujuk calon investor. Tapi jangan salah, ketika diserahkan satu usaha
kepadanya untuk dikelola, ia berhasil melipat gandakan profit dan
berhasil menekan ongkos serendah-rendahnya. Bahkan ia berhasil
menimbulkan suasana kerja yang nyaman bagi pekerja, menciptakan hubungan
yang baik dengan manusia dan lingkungan. Kalau begitu, ia adalah
seorang manager yang baik, bukan seorang entrepreneur.
Dalam pergaulan sehari-hari dalam dunia usaha, kita dengan jelas
melihat bakat yang berbeda dari orang ke orang. Ada yang hanya berbakat
sebagai entrepreneur saja, ada yang hanya berbakat sebagai manager saja.
Tentu suatu keberuntungan, bila seseorang memiliki bakat kedua-duanya
sekaligus, ya entreprenuer, ya manager. Namun, bagi yang tidak berbakat
untuk keduanya, juga jangan dikira tidak beruntung. Masih ada tempat
untuknya: sebagai karyawan atau sebagai investor.
sumber :
http://www.ciputraentrepreneurship.com/entrepreneurship/mendalami-arti-entrepreneur
http://ajie-purnama.blogspot.com/2012/12/definisi-arti-entrepreneur-dan.html
http://walangkopo99.blogspot.com/2012/01/pengertian-dari-wirausahawan.html
No comments:
Post a Comment